Penulis: Admin Mts takhasus
Bersama : Bimbingan Konseling Pendidikan Islam (BKPI)
Tanggal: 30 April 2025
Pendahuluan
Seksualitas merupakan bagian dari perkembangan manusia yang dimulai sejak masa anak-anak hingga dewasa. Pada masa remaja awal, seperti peserta didik di tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs), pemahaman terhadap seksualitas mulai tumbuh, tetapi sering kali dibungkam karena dianggap tabu. Dalam konteks ini, mahasiswa BKPI memiliki peran penting dalam memberikan pemahaman yang benar dan islami tentang seksualitas kepada peserta didik.
Artikel ini merupakan hasil observasi mahasiswa BKPI terhadap pemahaman seksualitas pada siswa MTs yang dilakukan dalam rangka Praktik Observasi Lapangan dan penguatan kompetensi sebagai calon konselor islami.

Tujuan Observasi
- Mengetahui sejauh mana peserta didik MTs memahami konsep seksualitas.
- Mengamati respons siswa terhadap pertanyaan atau pembahasan yang berkaitan dengan seksualitas.
- Mengidentifikasi tantangan yang dihadapi guru/konselor dalam menyampaikan pendidikan seksual di lingkungan madrasah.
Metode Observasi
Observasi dilakukan di salah satu MTs swasta di Lampung Timur Yakni MTSS Takhassus Al-Quran Al- Falahiyah, selama 2 hari, melalui pendekatan non-intervensi di dalam kelas, wawancara informal dengan siswa kelas VIII serta diskusi dengan guru BK. Observasi juga memanfaatkan kuesioner sederhana untuk mengukur pemahaman dasar siswa tentang perubahan fisik dan emosional selama masa pubertas.
Hasil Observasi
- Pemahaman Siswa
- Mayoritas siswa memahami bahwa pubertas ditandai oleh perubahan fisik seperti mimpi basah dan menstruasi.
- Namun, mereka masih minim pemahaman tentang pentingnya menjaga kesehatan reproduksi, batasan pergaulan, dan konsep aurat dari perspektif agama.
- Banyak siswa mendapatkan informasi dari internet atau teman sebaya, bukan dari guru atau orang tua.
- Sikap terhadap Diskusi Seksualitas
- Beberapa siswa menunjukkan rasa malu dan enggan ketika mendengar istilah seperti “organ reproduksi”, “haid”, atau “mimpi basah”.
- Mereka cenderung menertawakan topik tersebut, menunjukkan bahwa pembicaraan seksualitas masih dianggap lucu atau tabu.
- Peran Guru dan Tantangan
- Guru dan wali kelas mengakui adanya keterbatasan waktu dan materi resmi untuk membahas pendidikan seksual secara khusus.
- Guru BK berperan besar dalam menyampaikan materi ini, namun terkadang menghadapi tekanan sosial dari orang tua atau lingkungan sekitar.
Kesimpulan
Pemahaman seksualitas peserta didik MTs masih tergolong minim dan cenderung dipengaruhi oleh lingkungan non-edukatif. Mahasiswa BKPI sebagai calon konselor pendidikan Islam perlu membekali diri dengan pendekatan yang islami, komunikatif, dan sesuai usia untuk membantu siswa memahami seksualitas sebagai bagian dari fitrah manusia, bukan sesuatu yang memalukan.
Saran
- Integrasi Pendidikan Seksualitas Islami ke dalam kurikulum BK di MTs.
- Pelatihan bagi guru BK dan mahasiswa BKPI untuk mengelola diskusi yang sensitif secara psikologis dan religius.
- Pembuatan media edukatif islami yang ramah usia dan mudah dipahami oleh remaja awal.


