Assalamu’alaikum bapak ibu berikut kriteria kelulusan yang harus di penuhi peserta didik tahun ini, dimna ketiganya baik akademis, non akademis dan khusus harus terpenuhi. demi tercapainya hasil maksimal dan semua peserta didik dapat menyelesaikanya mohon agar tidak ada kegiatan ataupun izin lain selain yang terjadwalka dari yayasan serta madrasah. sekian atas segala sesuatu kami haturkan terimakasih. wassalamu’alaikum #santritaatilmumanfaaat.#santrimanutbakalkatut.#santriantisambangdiluarjadwal
Dari pesan yang disampaikan kepala madrasah dalam hal ini akan kami rinci kembali beberapa agenda peserta didik kelas IX pada tahun ajaran 2024-2025.
Berikut rangkaian kegiatan yang akan di lalui peserta didik kelas IX :
Asesmen Madrasah Akhir Jenjang (AMAJ)
Asesmen Madrasah Akhir Jenjang (AMAJ) untuk Madrasah Tsanawiyah (MTs) adalah salah satu bentuk evaluasi yang dilakukan di Indonesia untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir jenjang pendidikan Madrasah Tsanawiyah (setara dengan SMP). Asesmen ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana peserta didik telah menguasai materi pelajaran yang telah diajarkan selama mereka menempuh pendidikan di MTs, serta kesiapan mereka untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Berikut adalah beberapa hal yang umumnya terkait dengan Asesmen Madrasah Akhir Jenjang MTs:
1. Tujuan Asesmen
- Mengukur kompetensi peserta didik dalam berbagai bidang pelajaran.
- Menilai kemampuan akademik dan keterampilan peserta didik sesuai dengan standar kurikulum yang berlaku.
- Sebagai dasar untuk menentukan kelulusan peserta didik dari MTs.
- Sebagai indikator kualitas pendidikan di madrasah.
2. Pelaksanaan
- Biasanya asesmen ini mencakup ujian tulis yang terdiri dari berbagai mata pelajaran, seperti:
- Pendidikan Agama Islam (PAI)
- Matematika
- Bahasa Indonesia
- Bahasa Inggris
- Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
- Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
- Ujian dilakukan secara tertulis atau melalui tes berbasis komputer, tergantung kebijakan dari masing-masing madrasah atau kementerian terkait.
3. Penilaian
- Penilaian dilakukan berdasarkan standar kompetensi yang ditetapkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.
- Peserta didik harus mencapai nilai minimal untuk dinyatakan lulus dan dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
- Selain ujian tertulis, asesmen juga bisa mencakup penilaian praktik atau tugas individu, serta kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung perkembangan peserta didik.
4. Manfaat Asesmen
- Memberikan gambaran mengenai kualitas pendidikan di madrasah.
- Menjadi acuan untuk peningkatan kualitas pembelajaran dan pengajaran di madrasah.
- Membantu madrasah dalam merancang program pembelajaran untuk jenjang berikutnya.
- Menjadi indikator kesiapan peserta didik dalam menghadapi ujian kelulusan dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
5. Kegiatan Setelah Asesmen
- Setelah asesmen selesai, biasanya akan diadakan pengumuman kelulusan yang menunjukkan apakah peserta didik lulus atau tidak.
- Peserta didik yang lulus bisa melanjutkan pendidikan ke Madrasah Aliyah (setara dengan SMA) atau ke jenjang pendidikan lainnya sesuai dengan minat dan bakat mereka.
6. Persiapan Asesmen
- Untuk mempersiapkan peserta didik menghadapi Asesmen Madrasah Akhir Jenjang, biasanya madrasah akan melakukan berbagai kegiatan bimbingan, tryout, serta ujian simulasi.
- Peserta didik juga dianjurkan untuk belajar secara mandiri dan bekerja sama dengan teman sekelas dalam persiapan ujian.
Itulah beberapa informasi mengenai Asesmen Madrasah Akhir Jenjang (AMAJ) untuk Madrasah Tsanawiyah (MTs). Sistem asesmen ini penting dalam menentukan kelulusan dan kesiapan peserta didik dalam melanjutkan pendidikan mereka.Asesmen Madrasah Akhir Jenjang.
Ujian Tahfidz
Ujian Tahfidz adalah ujian yang diadakan untuk menilai kemampuan dan pemahaman peserta didik dalam menghafal dan melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an. Ujian ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana kemampuan seseorang dalam menghafal Al-Qur’an sesuai dengan target yang telah ditentukan oleh lembaga pendidikan, seperti madrasah, pesantren, atau sekolah berbasis agama.
Tujuan Ujian Tahfidz
- Menilai Hafalan Al-Qur’an: Mengukur jumlah ayat yang berhasil dihafal dan kualitas hafalan, termasuk kelancaran dan keakuratan dalam membaca ayat-ayat Al-Qur’an.
- Memotivasi Peserta Didik: Memberikan dorongan bagi peserta didik untuk lebih giat dalam menghafal Al-Qur’an dan meningkatkan pemahaman agama.
- Meningkatkan Kualitas Keimanan dan Ketaqwaan: Sebagai salah satu sarana untuk memperkuat hubungan peserta didik dengan Al-Qur’an dan agamanya.
- Mengevaluasi Kemajuan Peserta Didik: Mengidentifikasi sejauh mana peserta didik berhasil dalam menghafal Al-Qur’an dalam periode tertentu.
Bentuk Ujian Tahfidz
Ujian tahfidz dapat berbeda-beda tergantung pada kebijakan lembaga yang mengadakannya, namun secara umum ujian ini memiliki beberapa bentuk sebagai berikut:
- Hafalan Surat atau Juz Tertentu: Peserta didik diminta untuk menghafal surat atau juz tertentu yang sudah ditentukan, misalnya hafalan Juz Amma (Juz 30) atau surat-surat pendek.
- Menguji Kelancaran Hafalan: Peserta akan diuji dengan cara membacakan ayat-ayat yang telah dihafal secara lisan kepada penguji, untuk menguji kelancaran hafalan dan penghafalan yang tepat.
- Ujian Baca Al-Qur’an: Selain menghafal, ujian ini juga bisa mencakup ujian membaca Al-Qur’an dengan tajwid yang benar dan tartil (pembacaan yang baik dan benar).
- Menghafal Ayat Secara Acak: Dalam beberapa ujian, peserta didik bisa diminta untuk menghafal ayat-ayat secara acak atau disuruh melanjutkan hafalan dari titik tertentu dalam Al-Qur’an.
- Pengujian Hafalan dalam Waktu Tertentu: Ujian bisa dilaksanakan dengan batasan waktu tertentu. Peserta ujian harus menghafal dalam waktu yang sudah ditentukan.
Penilaian dalam Ujian Tahfidz
Penilaian ujian tahfidz biasanya didasarkan pada beberapa aspek:
- Jumlah Ayat atau Juz yang Diingat: Berapa banyak ayat atau juz yang berhasil dihafal.
- Ketepatan Hafalan: Sejauh mana hafalan yang dibacakan benar sesuai dengan teks Al-Qur’an.
- Keteraturan dan Kelancaran: Kemampuan peserta dalam melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan lancar dan tanpa ragu.
- Tajwid dan Makharijul Huruf: Penggunaan tajwid yang benar dalam membaca dan menyebutkan huruf-huruf Arab.
Manfaat Ujian Tahfidz
- Meningkatkan Keterampilan Menghafal: Peserta didik yang mengikuti ujian tahfidz akan termotivasi untuk menghafal lebih banyak ayat Al-Qur’an.
- Memperdalam Pemahaman Agama: Selain menghafal, mereka juga dapat memperdalam makna dan tafsiran dari ayat-ayat yang dihafal.
- Penghargaan bagi Penghafal Al-Qur’an: Ujian ini memberikan penghargaan dan pengakuan kepada mereka yang berhasil menghafal dengan baik.
- Menumbuhkan Keimanan: Menghafal Al-Qur’an dapat memperkuat keimanan dan ketakwaan peserta didik, serta menjadi bekal spiritual yang sangat berharga.
Persiapan Ujian Tahfidz
Untuk mempersiapkan ujian tahfidz, berikut beberapa hal yang dapat dilakukan oleh peserta didik:
- Belajar Secara Rutin: Menghafal Al-Qur’an secara konsisten setiap hari untuk menjaga hafalan tetap kuat dan tidak lupa.
- Mengulang Hafalan: Melakukan revisi atau pengulangan hafalan sebelumnya untuk memastikan tidak ada yang terlupa.
- Mendengarkan Bacaan Al-Qur’an: Mendengarkan bacaan Al-Qur’an dari qari atau sumber yang terpercaya untuk meningkatkan tajwid dan tartil.
- Berlatih dengan Teman: Berlatih bersama teman atau guru agar lebih percaya diri dalam menghadapi ujian.
- Menjaga Kesehatan: Kesehatan tubuh juga mempengaruhi daya ingat, oleh karena itu menjaga kesehatan sangat penting.
Secara keseluruhan, ujian tahfidz tidak hanya berfungsi sebagai sarana evaluasi, tetapi juga sebagai cara untuk lebih mendekatkan diri kepada Al-Qur’an dan mendalami ajaran Islam lebih dalam.
Ujian Praktek Ibadah
Ujian Praktek Ibadah adalah ujian yang dilakukan untuk menguji kemampuan peserta didik dalam melaksanakan ibadah-ibadah yang menjadi kewajiban dalam agama Islam, seperti shalat, puasa, zakat, dan lainnya, sesuai dengan tata cara yang benar. Ujian ini bertujuan untuk memastikan bahwa peserta didik tidak hanya memahami teori tentang ibadah, tetapi juga mampu melaksanakan ibadah dengan benar dan sesuai dengan tuntunan agama.
Tujuan Ujian Praktek Ibadah
- Menilai Kemampuan Praktik Ibadah: Mengukur sejauh mana peserta didik dapat melaksanakan ibadah dengan baik dan benar, baik dari segi tata cara maupun kekhusyukan.
- Meningkatkan Pemahaman dan Kepatuhan: Membantu peserta didik untuk lebih memahami dan menerapkan prinsip-prinsip ibadah dalam kehidupan sehari-hari.
- Membentuk Karakter Religius: Menumbuhkan karakter yang kuat dalam agama, serta disiplin dan keteladanan dalam melaksanakan ibadah.
- Mengevaluasi Keseriusan dalam Beribadah: Sebagai indikator bahwa peserta didik mampu menjalankan ibadah yang diwajibkan dalam Islam secara sah dan sesuai dengan ajaran agama.
Jenis-Jenis Ibadah yang Diuji dalam Ujian Praktek
- Shalat (Salat)
- Menguji kemampuan peserta didik dalam melaksanakan shalat lima waktu dengan benar, termasuk niat, rukun shalat, bacaan dalam shalat (seperti Al-Fatihah, doa dalam ruku dan sujud), serta tata cara pelaksanaan yang sesuai dengan syariat.
- Shalat yang diuji bisa berupa shalat fardhu (wajib) atau shalat sunnah tertentu, seperti shalat dhuha atau tahajud.
- Puasa
- Menguji pemahaman peserta didik tentang tata cara puasa yang benar, mulai dari niat, waktu berbuka, hingga sahur.
- Peserta didik mungkin diminta untuk menjelaskan syarat-syarat sah dan batalnya puasa serta adab-adab berpuasa.
- Zakat
- Menguji pemahaman peserta didik tentang kewajiban zakat, seperti zakat fitrah dan zakat maal (harta), serta tata cara pembayarannya.
- Peserta didik juga bisa diminta untuk menjelaskan tentang jenis-jenis zakat, cara menghitungnya, dan distribusi zakat.
- Haji dan Umrah (bagi yang relevan)
- Bagi peserta didik yang sudah cukup usia dan kondisi untuk melaksanakan ujian praktek haji atau umrah, ujian ini bisa mencakup pengetahuan tentang tata cara rukun haji atau umrah dan pelaksanaannya secara benar, meski ini lebih jarang diterapkan di tingkat sekolah atau madrasah.
- Doa dan Dzikir
- Menguji pemahaman dan pelaksanaan doa-doa harian yang harus dibaca dalam kehidupan sehari-hari, seperti doa sebelum makan, doa tidur, doa perjalanan, dan doa-doa lainnya.
- Dzikir dan tasbih juga bisa menjadi bagian dari ujian praktek, menguji bagaimana peserta didik mengamalkan dzikir setelah shalat atau dalam aktivitas lainnya.
Metode Pelaksanaan Ujian Praktek Ibadah
- Observasi Langsung
- Peserta didik diminta untuk melaksanakan ibadah tertentu di hadapan penguji. Penguji akan menilai kelancaran, ketepatan, dan kesesuaian ibadah yang dilakukan dengan syariat Islam.
- Misalnya, peserta didik melakukan shalat dengan gerakan yang benar dan bacaan yang tepat.
- Pertanyaan Lisan
- Selain melaksanakan ibadah, peserta didik juga bisa diminta untuk menjelaskan secara lisan mengenai tata cara ibadah yang dilaksanakan, seperti makna doa yang dibaca, alasan pelaksanaan rukun tertentu dalam shalat, dan sebagainya.
- Simulasi
- Dalam beberapa ujian, peserta didik dapat diberi situasi tertentu (misalnya, melaksanakan shalat berjamaah atau shalat di tempat yang tidak biasa) untuk menguji kesiapan mereka dalam berbagai kondisi.
Penilaian Ujian Praktek Ibadah
Penilaian dalam ujian praktek ibadah biasanya mencakup beberapa aspek berikut:
- Ketepatan Tata Cara
- Apakah peserta didik sudah melaksanakan ibadah sesuai dengan tata cara yang benar menurut ajaran Islam (misalnya, rukun shalat, bacaan, dan gerakan yang benar).
- Kekhusyukan
- Sejauh mana peserta didik melaksanakan ibadah dengan penuh perhatian, ketenangan, dan khusyuk, seperti dalam shalat dan doa.
- Kesesuaian dengan Syariat
- Apakah peserta didik menjalankan ibadah dengan sah dan sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dalam syariat Islam.
- Pemahaman tentang Ibadah
- Peserta didik juga bisa dinilai berdasarkan sejauh mana pemahaman mereka tentang esensi dan tujuan dari ibadah tersebut, seperti pemahaman tentang doa atau alasan mengapa suatu ibadah dilakukan.
Manfaat Ujian Praktek Ibadah
- Meningkatkan Kualitas Ibadah Peserta Didik: Ujian ini membantu peserta didik memahami dan mempraktikkan ibadah dengan lebih baik, sehingga mereka dapat melaksanakannya dengan benar dalam kehidupan sehari-hari.
- Memotivasi untuk Mengamalkan Ajaran Islam: Dengan adanya ujian praktek, peserta didik menjadi lebih termotivasi untuk mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan mereka.
- Membentuk Kepribadian yang Baik: Melalui ujian ini, diharapkan peserta didik tidak hanya menghafal teori ibadah tetapi juga melaksanakan ibadah dengan kesadaran dan penghayatan yang mendalam.
Persiapan Ujian Praktek Ibadah
Untuk mempersiapkan ujian praktek ibadah, peserta didik perlu:
- Mempelajari Tata Cara Ibadah: Mempelajari buku atau materi yang menjelaskan tata cara ibadah, serta bertanya kepada guru atau ustadz jika ada yang belum dipahami.
- Berlatih Secara Rutin: Melakukan latihan ibadah secara rutin agar hafal dengan bacaan dan gerakan yang benar.
- Memperhatikan Adab dan Etika dalam Ibadah: Selain tata cara, memperhatikan etika dan adab yang baik saat beribadah juga penting, seperti menjaga kekhusyukan saat shalat.
- Berkonsultasi dengan Guru atau Ustadz: Jika ada kebingungan mengenai tata cara atau pelaksanaan ibadah, penting untuk berdiskusi dan mendapatkan bimbingan.
Secara keseluruhan, ujian praktek ibadah adalah cara untuk memastikan bahwa peserta didik tidak hanya mengetahui teori ibadah, tetapi juga dapat melaksanakannya dengan benar, sehingga mereka bisa menjadi pribadi yang taat beribadah dan menjalani kehidupan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Rangkaian kriteria lainnya ialah kriteria Non Akademis dan Khusus yang juga memiliki peran serta menjadi tolak ukur hasil pembelajaran peserta didik selama kurang lebih 6 semester atau 3 Tahun.